摘要:This research sought to determine translation techniques used by a subtitler to translate speech acts found in quarelling speech event and to describe the impact of the translation techniques on speech act shift in Ted 2 movie. The data in this reseach were sentences accommodating speech acts in quarelling speech event in Indonesian and English subtitles of Ted 2 movie and translation techniques used by the subtitler to translate the speech acts in quarreling speech event. That data were obtained through document analysis and FGD (focus group discussion) with informans (raters). The findings show that the subtitler used translation techniques of established equivalence (324),reduction (64),variation (114),pure borrowing (38),linguistic compression (4),compensation (5),explicitation (18),implicitation (57),transposition (6), modulation (45),deletion (15),literal (8),generalisation (4),discursive creation (3),adition (3) dan adaptation (6). The techniques of established equivalence,reduction,variation,pure borrowing,linguistic compression,kompensation,explicitation,implisitation,transposition, modulation,generalization,discursive creation,addition and adaptation do not result in shift in the Indonesian subtitle. Whereas the literal techniques resulted in speech act shift in Indonesian subtitles and loss of speech act in Indonesian subtitle was caused by the deletion technique.
其他摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik penerjemahan apa saja yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur dalam peristiwa tutur bertengkar dan mendeskripsikan dampaknya terhadap pergeseran terjemahan tindak tutur dalam film Ted 2. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang merepresentasikan tindak tutur dalam peristiwa tutur bertengkar dalam subtitle bahasa Indonesia dan Inggris dalam film Ted 2 dan juga teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur tersebut. Data didapat melalui analisis dokumen dan FGD (focus group discussion) dengan beberapa informan (rater). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemah menggunakan 16 teknik penerjemahan di antaranya teknik padanan lazim (324),reduksi (64),variasi (114),peminjaman murni (38),kompresi linguistik (4),kompensasi (5),eksplisitasi (18),implisitasi (57),transposisi (6),modulasi (45),delesi (15),literal (8),generalisasi (4),kreasi diskursif (3),adisi (3) dan adaptasi (6). Selanjutnya,teknik teknik padanan lazim,reduksi,variasi,peminjaman murni, kompresi linguistik,kompensasi,eksplisitasi,implisitasi,transposisi,modulasi,generalisasi, kreasi diskursif,adisi dan adaptasi tidak menghasilkan pergeseran pada bahasa sasaran. Pergeseran tindak tutur pada bahasa sasaran disebabkan oleh penggunaan teknik literal dan hilangnya tindak tutur pada bahasa sasaran disebabkan oleh penggunaan teknik delesi.