摘要:The success of spawning determines the availability of gonggong conch seeds. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of different types of hormones namely ovaprim® and hCG in stimulating the spawning of gonggong conch. Eighty-four pairs of broodstock were injected according to the design with ovaprim® or hCG, or combination of both hormones at a dose of 0.5 µL/g BW. Post-injection broodstock are spawned in an aquarium with a density of 7 pairs per aquarium. The observed parameters were the number of spawned broodstocks, the number of released eggs, the latency time, and the histological of the broodstock gonads. The Kruskal Wallis test was used to analyze the number of spawned broodstock, and the analysis of variace (ANOVA) was used to analyze the number of released eggs. The results showed that there was no significant differences between the treatments (P>0.05) on the number of spawned broodstocks, but hCG administration gave the highest number of spawned broodstocks (52.38%). The latency time of broodstock spawned generally began on the 2nd and 3rd day after 0.5 µL/g BW ovaprim administration. Based on the percentage of spawned broodstock and the value of all observation parameters, it was concluded that the hCG with a dose of 0.5 µL/g BW (P1) gives a better response than the other treatments.
其他摘要:Keberhasilan pemijahan menentukan ketersediaan benih siput gonggong. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penggunaan jenis hormon berbeda yaitu ovaprim® dan hCG dalam menstimulasi pemijahan siput gonggong. Delapanpuluh empat pasang induk disuntik sesuai rancangan dengan ovaprim® atau hCG, atau kombinasi keduanya masing-masing dengan dosis 0,5 µL/g BB. Induk pascasuntik dipijahkan dalam akuarium dengan densitas 7 pasang per akuarium. Parameter yang diamati adalah: jumlah induk yang memijah, jumlah telur dikeluarkan oleh induk, waktu latensi, dan tampilan histologi gonad induk. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisis data jumlah induk mijah, dan analysis of variance (ANOVA) untuk menganalisis jumlah telur dikeluarkan oleh induk siput. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan (P>0,05) jumlah induk mijah di antara perlakuan, namun pemberian hCG memberikan jumlah induk mijah paling tinggi (52,38%). Waktu latensi induk mijah umumnya mulai mijah pada hari ke-2 dan ke-3 setelah pemberian 0,5 µL/gBB ovaprim. Berdasarkan persentase induk mijah dan nilai seluruh parameter pengamatan disimpulkan bahwa pemberian suntikan hCG dosis 0,5 µL/g BB (P1) memberikan respons lebih baik dibanding perlakuan lain.