摘要:Technology Business Incubation Center (TBIC) Puspiptek merupakan organisasi sektor publik yang memberikan layanan inkubasi bisnis kepada perusahaan rintisan (startup). Pengomunikasian identitas organisasi kepada stakeholder menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun daya tarik tersendiri dibanding organisasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta mengevaluasi aktivitas corporate branding TBIC Puspiptek melalui penyelarasan model vision-culture-image (VCI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan manajemen TBIC dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa TBIC Puspiptek telah berusaha untuk menyelaraskan tujuan, budaya dan citranya meskipun masih terdapat ketidakselarasan di antara komponen tersebut. TBIC telah berupaya menyelaraskan identitasnya melalui pemberian layanan yang menumbuhkan jiwa technopreneurship, membangun iklim komunikasi yang positif dan membangun pengelolaan anggaran yang baik. Adapun gap yang muncul dikarenakan komunikasi dengan stakeholder yang kurang intens, budaya organisasi sektor publik yang kurang cocok dengan sektor swasta serta tidak relevannya kompetensi pengelola inkubator. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa organisasi sektor publik yang masuk dalam kompetisi bisnis perlu melakukan corporate branding agar memiliki daya tarik tersendiri dibanding organisasi lainnya. Penelitian ini turut memberikan berbagai implikasi salah satunya untuk mentransformasi budaya Puspiptek sebagai organisasi pembelajar.
其他摘要:Technology Business Incubation Center (TBIC) Puspiptek is a public sector organization that provides business incubation services to startup companies. Communicating the identity of the organization to stakeholders is one effort that can be done to build its own appeal compared to other organizations. This study aims to provide an overview and evaluate the TBIC Puspiptek corporate branding activities through alignment of the vision-culture-image (VCI) model. The method used in this research is descriptive analysis with a qualitative approach, while the research data were obtained through interviews with TBIC management and documentation studies. The results of the study mentioned that TBIC Puspiptek has tried to harmonize its goals, culture and image even though there are still gaps between these components. TBIC has sought to harmonize its identity through the provision of services that foster a spirit of technopreneurship, build a positive communication climate and build good budget management. As for the gaps that arise due to less intense communication with stakeholders, the culture of public sector organizations that are less suited to the private sector as well as the irrelevance of the competencies of incubator managers. The conclusion that can be drawn is that public sector organizations involved in business competition need to do corporate branding in order to have their own appeal compared to other organizations. This research also provides various implications, one of which is to transform the Puspiptek culture as a learning organization.