首页    期刊浏览 2024年12月04日 星期三
登录注册

文章基本信息

  • 标题:Linking Local Government and Demographics to Ecological Footprint
  • 本地全文:下载
  • 作者:Muhammad Abduh ; Dedik Budianta ; Arinafril
  • 期刊名称:Sriwijaya Journal of Environment
  • 印刷版ISSN:2527-4961
  • 电子版ISSN:2527-3809
  • 出版年度:2020
  • 卷号:5
  • 期号:3
  • 页码:142-150
  • DOI:10.22135/sje.2020.5.3.142-150
  • 语种:English
  • 出版社:Graduate Program Sriwijaya University
  • 摘要:To simplify the description of the damage phenomenon to the earth, the concept of ecological footprint can be used. This concept is not specifically built to calculate the destruction of the earth. This concept calculates how much space (on land and water) humans need to produce the resources they need including absorbing the waste they produce. This study calculates the ecological footprint in Palembang and its surroundings according to demographic factors and local government. To investigate the general pattern of ecological footprint and its determinants based on the respondents‟ reports, a survey was launched in October 2017. As a result, the average ecological footprint in Palembang Metropolitan and its surroundings is 0.591 global hectares (gha). The ecological footprint in Palembang Metropolitan and its surroundings is formed by 4 things, namely: diet and food choices, shelter/home life, transportation and lifestyle choices. The largest portion is given by diet and food choices (26.8 percent), while the smallest contribution is contributed by transportation (24.1 percent). Taking into account demographic factors, a high ecological footprint is owned by a group of male individuals, aged 30-39 years, highly educated, working, and after hearing and understanding climate change and ecological footprint. Finally, if observed according to the type of government, metropolitan cities have a high ecological footprint than others. Finally, the ecological footprint of Palembang as a metropolitan city is higher than the others.
  • 其他摘要:Untuk menyederhanakan gambaran fenomena kerusakan wajah bumi, dapat dipergunakan konsep jejak ekologi. Konsep ini tidak secara khusus dibangun untuk menghitung kurusakan wajah bumi. Konsep ini menghitung seberapa banyak ruang (di darat dan air) yang dibutuhkan manusia untuk menghasilkan sumber daya yang mereka perlukan termasuk menyerap limbah yang mereka hasilkan. Penelitian ini menghitung angka jejak ekologi Palembang dan sekitarnya dengan memperhatikan variasi menurut demografi dan tipe pemerintahan daerah. Untuk meneliti pola jejak ekologis dan faktor penentunya dilakukan survei yang dilaksanakan bulan Oktober 2017. Hasilnya, jejak ekologi Palembang dan sekitarnya adalah 0.591 gha. Jejak ekologi di Kota Metropolitan Palembang dan sekitarnya dibentuk oleh 4 hal, yaitu: diet dan pilihan makanan, tempat tinggal / kehidupan rumah, transportasi dan pilihan gaya hidup. Bagian terbesar diberikan oleh diet dan pilihan makanan (26,8 persen), sedangkan kontribusi terkecil disumbang oleh transportasi (24,1 persen). Dengan mempertimbangkan faktor demografi, jejak ekologis yang tinggi dimiliki oleh kelompok individu pria, berusia 30- 39 tahun, berpendidikan tinggi, bekerja, dan telah mendengar dan memahami perubahan iklim dan jejak ekologis. Akhirnya, jika diamati menurut jenis pemerintahan, tipe kota metropolitan memiliki jejak ekologi yang tinggi dibanding yang lain.
  • 关键词:Demograpich;ecological footprint;Palembang Indonesia
  • 其他关键词:Demografi;jejak ekologi;Palembang Indonesia
国家哲学社会科学文献中心版权所有