摘要:Artikel ini bertujuan untuk mengkaji puisi kapal Nuh karya Ahmad Syauqi dari aspek pola bunyi atau suara. Sebagai salah satu karya fenomenal dalam sejarah genre fiksi Arab, genre puisi ini memiliki karakteristik utama dari segi penggunaan dan pemilihan irama khusus yang mampu mempengaruhi imaginasi pembaca ataupun pendengar sehingga mampu membangun persepsi berfikir tersendiri dalam diri mereka. Artikel ini fokus dalam mengksplorasi karakteristik pola bunyi secara deskriptif dengan metode analisis sastra modern. Dari hasil analisa pola bunyi ini disimpulkan adanya ritme-ritme dan metrum-metrum dasar dalam kajian suara sastra modern puisi fenomenal ini. Terdapat pengunaan dua varian ritme fundamental yaitu ritme internal dan external. Ritme external termanifestasikan dalam bentuk al-wazn dari puisi yang mencakup dua jenis utama yaitu bahr kāmil dan bahr rajzi, struktur ritme yang digunakan, dan bentuk puisi. Pada sisi yang lain, puisi ini juga menggunakan ritme internal dengan memunculkan keindahan retorika (al-binyah al-badi’iyah) yang secara garis besar terdiri atas al jinās and al-ṭibāq.
其他摘要:This article aims to examine the poetry of Noah's ark by Ahmad Syauqi from aspects of sound or patterns. As one of the phenomenal works in the history of The Arabic fiction genre, this genre of poetry has the main characteristics in terms of the use and selection of special rhythms that are able to influence the imagination of readers or listeners so as to build their own perception of thinking. This article focuses on exploring the characteristics of sound patterns descriptively with modern literary analysis methods. From the analysis of sound patterns, it is concluded that there are basic rhythms and metrums in the study of modern literary sounds of this phenomenal poem. There are two variants of fundamental rhythms, namely internal and external rhythms. The external rhythm is manifested in the form of al-wazn from poetry which includes two main types namely bahr kāmil and bahr rajzi, the structure of the rhythm used, and the form of poetry. On the other hand, the poem also uses internal rhythms by giving rise to the rhetorical beauty (al-binyah al-badi'iyah) which consists largely of al-jinās and al- ṭibāq.