期刊名称:Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya
印刷版ISSN:2086-6100
电子版ISSN:2503-328X
出版年度:2020
卷号:10
期号:2
页码:167-178
DOI:10.26714/lensa.10.2.2020.167-178
语种:English
出版社:Universitas Muhammadiyah Semarang
摘要:The diversity and uniqueness of Tenggerese cuisine is a small part of the complexity of gastro-ritual. So far there have not been many comprehensive studies on the gastronomy in Tengger, especially the one in Tenggerese rituals. This article is focused on the ways Karo ritual reveals the aspects of art, aesthetics, socio-culture, history, and science and knowledge. Using the perspective of gastronomic literature, this research found out that the sacredness of traditional Tenggerese cuisine is stabilized in the oral literary piece of Cangkriman. This oral literary piece, which falls into the category of puzzle, becomes an integral part of the performance of Sodoran dance. Sodoran dance in turn becomes an integral part of Karo festival. The symbols of mercy, generosity, thoroughness, detailedness, and ancestor veneration can be seen in the preparation and serving of ritual foods (sesaji [food offerings]) and foods for the participants (cooked rice, side dishes, and snacks) in Karo festival. The preparation and serving of Karo ritual foods show unique culinary aesthetics. The preparation and serving of foods, side dishes, and snacks, which are done by the village institution bethek-sinoman, show a social activity that is full of the value of gotong royong (mutual cooperation). Specifically the genealogy and embryology of the Tenggerese people are symbolized in the traditional snacks of pepes and pasung.
其他摘要:Keragaman dan keunikan hidangan Tengger adalah bagian kecil dari kompleksitas gastroritual. Sejauh ini belum banyak ditemukan kajian komprehensif yang berfokus pada gastro di Tengger, lebih-lebih kajian yang menyoroti gastro dalam ritual Tengger. Artikel ini terfokus kepada bagaimanakah gastronomi ritual Karo mengungkapkan aspek seni, estetik, sosial-budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan perspektif gastronomi sastra, penelitian yang berlokasi di Desa Tengger ini menghasilkan temuan bahwa hidangan tradisional Tengger distabilkan kesakralannya melalui sastra lisan Cangkriman. Sastra lisan kategori teka-teki ini menjadi satu bagian utuh dengan pentas tari Sodoran. Tari Sodoran pun menjadi bagian tak terpisahkan dengan perayaan Karo. Simbol kemurahan, kedermawanan, ketelitian, kedetilan, dan penghormatan leluhur ditampakkan dalam penyiapan dan penyajian makanan ritual (sesaji) dan makanan santapan (nasi, lauk, dan jajanan) pada rangkaian Karo. Tata sesaji Karo juga mencerminkan sebuah estetika boga yang khas. Proses peramuan dan penyajian masakan dan jajanan oleh institusi bethek-sinoman menunjukkan sebuah aktivitas sosial yang penuh nilai kegotongroyongan. Secara khusus, sejarah geneologi dan embriologi manusia Tengger disimbolkan dalam kue pepes dan pasung.
关键词:Cangkriman;Sodoran;Karo;gastronomic literature