期刊名称:Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya
印刷版ISSN:2086-6100
电子版ISSN:2503-328X
出版年度:2020
卷号:10
期号:2
页码:152-166
DOI:10.26714/lensa.10.2.2020.152-166
语种:English
出版社:Universitas Muhammadiyah Semarang
摘要:This study aims to analyze the function and realization of the meaning contained in the Poda ni Namonangon Ribut as an ancient script text contained in the Ulu Pungkut sub-district, Mandailing Natal district. This study uses a qualitative method with the documentation method in which the data is sourced from the Medan Archeology Agency. Data were analyzed using Systemic Functional Linguistics theory on Ideational Functions and to find metaphors of ideational meaning. The results of this study indicate the distribution of the relational process dominates from Participant, Cirmuntance. The realization of the meaning of the ideational function can be seen in the first bamboo ruwas that uses the noisy bamboo metaphor as a description of the community who want to have offspring, where the aim of Poda is ido napajadi boru "what makes a daughter". In the second bamboo ruwas there is a metaphor that explains the word Na sundat realized with the words "Heavy Rain", "Divorce", "Birds perch", "ravine". In the third bamboo section, shows that Poda has methafora like when the expectation is reached, it is the services of the writer "Shaman”. This poda is as preparation for the practice of shamanism. Social context is known starting from the type of text that has a narrative and the author's conclusion about the solution to the problem of everyone who wants offspring in his family. The tradition of writing with the mandailing script (sumurat) becomes quite a tradition so that there are ancient texts in the traditional house. Aside from being a traditional archive, Poda was also a cultural heritage of how to cure and concoction that is still thick in the life of the Mandailing community. The animist beliefs and ideologies that are thick with metaphysics still existed in the past.
其他摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi dan realisasi makna yang terkandung dalam teks Poda ni Namonangon Ribut as an ancient script yang terdapat in sub-district Ulu Pungkut, Mandailing Natal district. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode dokumentasi yang mana data bersumber dari penelitian Badan Archeology Medan. Data yang dianalisis menggunakan teori Linguistik Fungsional Sistemik pada Fungsi Ideational dan untuk menemukan metafora dari ideational meaning. Hasil penelitian ini menunjukkan distribusi proses relational mendominasi mulai dari Participant, Cirmuntance. Realisasi makna dari fungsi ideational dapat dilihat pada ruwas bambu pertama yang menggunakan metafora bambu ribut sebagai deskripsi tentang masyarakat yang ingin memiliki keturunan yang mana tujuan dari Poda ialah ido napajadi boru “what makes a daughter”. Pada ruwas bambu kedua terdapat metafora yang menjelaskan kata Na sundat direalisasikan dengan kata “Hujan Lebat”, “Perceraian”, “Burung bertengger”, “jurang”. Dalam ruwas bambu ketiga, menunjukkan bahwa Poda memiliki metafora seperti ketika harapan tercapai, itu adalah jasa penulis "Dukun". Poda sebagai persiapan untuk praktik perdukunan. Konteks sosial diketahui dimulai dari jenis teks yang memiliki narasi dan kesimpulan penulis tentang solusi untuk masalah memperoleh keturunan dalam keluarganya. Tradisi menulis dengan aksara mandailing (sumurat) menjadi tradisi yang cukup sehingga terdapat teks-teks kuno di rumah adat Selain sebagai arsip tradisional, Poda juga merupakan warisan budaya tentang cara menyembuhkan dan meramu yang masih kental dalam kehidupan masyarakat. Komunitas Mandailing. kepercayaan dan ideologi yang kental dengan metafisika masih ada sejak dulu.