摘要:Identitas kampung tato diambil dari sebuah kebiasaan yang dilakukan masyarakat setempat sejak ±40 tahun yang lalu. Kebiasaan yang dilakukan dari waktu ke waktu ternyata menghasilkan konstruksi yang dapat memberikan label maupun cap kepada pelaku pencipta realitas. Artikel ini fokus kepada dekonstruksi makna kampung tato. Dengan menggunakan metode kualitatif yang didukung teknik pengumpulan data purposive sampling. Hasil dari data yang telah didapat dengan observasi, wawancara, dan dokumen maka akan dipaparkan sebuah tulisan dan gambar. Didukung pula dengan sebuah teori dari Jacques Derrida yaitu Dekonstruksi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini yaitu terdapat dua aspek yang mempengaruhi adanya dekonstruksi. Pertama dari setting sosial masyarakat kampung tato. Dimana penamaan istilah kampung tato lahir dari masyarakat luar yang memandang kampung tato sebagai basis tato. Alih-alih menghindari stigma tato, masyarakat setempat justru terang-terangan menyatakan bahwa desanya merupakan basis tato. Kedua dari oposisi biner, ditunjukkan dengan pelaku tato membongkar penafsiran makna tato atas dasar ketidaksadaran, bukan pertimbangan dan bukan karena organisasi. Dari realitas yang terus diciptakan menjadikan kampung tato kelas dua, kelas yang dikesampingkan. Meskipun pelaku tato telah berusaha untuk keluar jurang masa lalu tetapi mereka tetap dicap kurang baik. Disinilah oposisi biner menjadi keniscayaan.
其他摘要:The identity of the tattoo village is taken from a custom carried out by the local community since ± 40 years ago. The habit that is carried out from time to time turns out to produce a construction that can give a label or a stamp to the actors who create reality. By using qualitative methods supported by purposive sampling data collection techniques. The results of the data that have been obtained through observations, interviews, and documents will be presented with a text and picture. Also supported by a theory from Jacques Derrida, namely Deconstruction. The results achieved in this study are that there are two aspects that influence the existence of deconstruction. First, from the social setting of the tattoo village community. Where the naming of the term tattoo village was born from outside communities who view the tattoo village as the basis for tattoos. Instead of avoiding the stigma of tattooing, the local people openly state that their village is the base for tattoos. The second is binary opposition, shown by the tattoo artist dismantling the interpretation of the meaning of the tattoo on the basis of unconsciousness, not consideration and not because of organization. From the reality that continues to be created, it makes the tattoo village second class, a class that is sidelined. Even though tattooists have tried to get out of the abyss of the past, they are still labeled as bad. This is where binary opposition becomes a necessity.