期刊名称:Cendekia: Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan
印刷版ISSN:1693-1505
电子版ISSN:2477-796X
出版年度:2020
卷号:18
期号:1
页码:155-170
DOI:10.21154/cendekia.v1i1.1917
出版社:STAIN Ponorogo
摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya madrasah untuk mempertahankan kesakralan makna simbolis dari nilai-nilai agama sebagai respons terhadap munculnya sekularisasi di komunitas Bukit Menoreh di Yogyakarta. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Studi ini menggunakan teori Peter L Berger tentang dialektika fundamental yang terdiri dari eksternalisasi komunitas, objektivasi dan internalisasi. Hal ini sesuai dengan teori Thomas Lickona tentang konfigurasi penguatan nilai-nilai pengetahuan tentang moral, perasaan tentang mental, dan perbuatan moral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya madrasah untuk mengubah simbol-simbol agama menjadi tatanan simbolis yang koheren, Hal ini dilakukan dengan mengkulturasi simbol-simbol agama dengan nilai-nilai tradisional Jawa untuk menemukan realitas simbolis yang memiliki makna dan kesakralan dalam konteks toleransi, kepedulian sosial, rasa hormat dan nilainilai kesopanan. Makna simbolis agama sebagai tatanan simbolis yang koheren bagi masyarakat dapat digunakan sebagai panduan etis bagi manusia untuk memiliki kehidupan yang bermakna. Hal ini untuk menghindari keterasingan dari dunia modern seperti saat ini. Ketika guru madrasah memiliki kecerdasan toleransi yang tinggi untuk menghindari pemikiran sektarian, madrasah bisa menjadi pilihan masyarakat untuk menjaga nilai-nilai agama dari sekularisasi.