摘要:Artikel ini berangkat dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan sejarah sastra lokal yang hingga saat ini minim dalam penelitian kesusastraan serta dalam forum ilmiah. Di samping itu, keberadaan sastra lokal dianggap remeh atau nomor dua setelah sastra yang berkembang secara nasional. Faktor lain adalah penyebaran karya hanya di kalangan tertentu dan keterbacaan yang sedikit sehingga dianggapnya tidak berkualitas. Kualitas karya sastra tidak ditentukan penyebaran karya atau keterbacaan. Sebab, karya sastra merupakan hasil pemikiran penulis yang merefleksikan pandanganya terhadap dunia yang dipengaruhi oleh lingkungan, sosial, budaya, dan politik. Maka, kualitas karya sastra adalah berkaitan estetika dan konteks sastra sendiri. Contoh, Chairil Anwar menjadi terkenal setelah HB. Jassin mengapresiai karyanya di tempatnya mengajar. Ada dua cara dalam penelitian sejarah sastra lokal. Pertama, klasifikasi sastrawan. Yaitu, menyusun sastrawan-sastrawan dalam kurun tertentu didasarkan pada angkatan. Kedua, karakteristik sastra. Yaitu, membahas unsur struktur sastra dengan intra struktur dan ekstra struktur.