摘要:Artikel ini melakukan analisis terhadap perkembangan pebelajaran sains untuk anak usia dini dimana kegiatan pembelajaran tidak seperti biasanya, anak anak belajar di rumah saja dan selama masa pendemi apakah kegiatan pembelajaran sains tetap dilakukan dengan menggunakan beranekaragam model pembelajaran seperti mode pembelajaran MUGI,Ingkuiri,pemecahan masalah dan tematik. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan atau mixed methode dimana penelitian menggunakan metodelogi kuantitatif dan kualitatif dan penelitian di lakukan di Kabupaten Agam terhadap guru guru PAUD yang tersebar di enam belas kecamatan.Pembelajaran sains merupakan bahagian dari aspek kognitif dan melalui kegiatan sains sederhana yang distimulasi semenjak dini akan mampu menjadikan anak anak sebagai seorang yang mampu memcahkan masalah sendiri dalam kehidupan sehari hari.Penelitian dilatar belakangi oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa guru sulit sekali menjabarkan pembelajaran sains kepada anak dan berdasarkan survey yang dilakukan yulianti dalam artikelnya tahun 2014 yakni dari 1.995 orang guru hanya 320 orang saja yang mampu menjabarkan pembelajaran sains sederhana kepada anak di kota Semarang penelitian dilakukan di saat keadaan normal dan di saat anak belajar di rumah berdasarkan hasil survey dengan 64 buah jumlah instrumenyang terdiri dari tiga dimensi sains yaitu sains sebagai proses,sains sebagai produk dan sains sebagai sikap dari 88 responden hampir 47 % menyatakan jarang melakukan dan ada beberapa item dari instrumen tidak pernah diakukan sama sekali.Mempersiapkan pendidikan abad 21 penting sekali memberikan stimulasi terkait pengembangan pembelajaran sains agar anak terlatih berfikir kritis dan memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS).
其他摘要:Artikel ini melakukan analisis terhadap perkembangan pebelajaran sains untuk anak usia dini dimana kegiatan pembelajaran tidak seperti biasanya, anak anak belajar di rumah saja dan selama masa pendemi apakah kegiatan pembelajaran sains tetap dilakukan dengan menggunakan beranekaragam model pembelajaran seperti mode pembelajaran MUGI,Ingkuiri,pemecahan masalah dan tematik. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan atau mixed methode dimana penelitian menggunakan metodelogi kuantitatif dan kualitatif dan penelitian di lakukan di Kabupaten Agam terhadap guru guru PAUD yang tersebar di enam belas kecamatan.Pembelajaran sains merupakan bahagian dari aspek kognitif dan melalui kegiatan sains sederhana yang distimulasi semenjak dini akan mampu menjadikan anak anak sebagai seorang yang mampu memcahkan masalah sendiri dalam kehidupan sehari hari.Penelitian dilatar belakangi oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa guru sulit sekali menjabarkan pembelajaran sains kepada anak dan berdasarkan survey yang dilakukan yulianti dalam artikelnya tahun 2014 yakni dari 1.995 orang guru hanya 320 orang saja yang mampu menjabarkan pembelajaran sains sederhana kepada anak di kota Semarang penelitian dilakukan di saat keadaan normal dan di saat anak belajar di rumah berdasarkan hasil survey dengan 64 buah jumlah instrumenyang terdiri dari tiga dimensi sains yaitu sains sebagai proses,sains sebagai produk dan sains sebagai sikap dari 88 responden hampir 47 % menyatakan jarang melakukan dan ada beberapa item dari instrumen tidak pernah diakukan sama sekali.Mempersiapkan pendidikan abad 21 penting sekali memberikan stimulasi terkait pengembangan pembelajaran sains agar anak terlatih berfikir kritis dan memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS)