摘要:Kurikulum 2004 dan 2006 yang merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menuntut semua mata pelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengupayakan pengembangan kemampuan siswa dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi) yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian proses pembelajaran lebih mengacu kepada bagaimana siswa belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari. KBK menempatkan siswa sebagai subjek didik, yaitu lebih banyak mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini bertolak dari anggapan bahwa siswa memiliki potensi untuk berpikir sendiri, dan potensi tesebut hanya dapat diwujudkan apabila mereka diberi banyak kesempatan untuk berpikir sendiri. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Pembelajaran penjas yang menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan membantu tercapainya tujuan mata pelajaran penjas. Pengalaman gerak yang diperoleh siswa diharapkan bukan karena mencontoh atau meniru guru akan tetapi siswa menemukan pola geraknya sendiri dengan bantuan/fasilitas dari guru.