摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Muhammadiyah Sleman; dan 2) Faktor yang menjadi kendala kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Muhammadiyah Sleman.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purpose sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Jenis analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu data reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification.Hasil penelitian ini adalah :1) Peran kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah sangat menentukan. Peran kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah adalah dalam bentuk melakukan pembinaan secara terus-menerus dalam hal pemodelan (modeling), pengajaran (teaching), dan penguatan karakter (reinforcing) yang baik terhadap semua warga sekolah (guru, siswa, dan karyawan). Nilai karakter yang menonjol dikembangkan di SD Muhammadiyah Sleman yaitu nilai religius, disiplin, gemar membaca, tanggung Jawab, peduli sosial, dan kerjasama, kebersamaan dan gotong royong; 2) Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pendidikan Karakter, yaitu sebagai berikut: a) faktor Pendukung meliputi: (1) pengelola sekolah sangat mendukung terhadap program-program pembinaan karakter pada siswa baik dalam hal bimbingan maupun usulan kegiatan yang harus diprogramkan; (2) guru memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Guru tidak menjaga jarak dengan siswa. Kedekatan antara Guru dengan siswa memberi dampak yang positif dalam pembelajaran, yaitu siswa merasa nyaman; (3) pihak wali siswa juga sangat mendukung terhadap program-program yang dirancang oleh sekolah bahkan mereka menginginkan nilai-nilai akhlak harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan di sekolah; dan b) faktor Penghambat, meliputi: (1) adanya kebiasaan buruk sebagian siswa di rumah dibawa ke dalam kelas, sehingga mempengaruhi siswa yang lain; (2) guru tidak bisa selalu mengawasi sikap siswa sepanjang hari, oleh karena itu peran orang tua di rumah sangat dibutuhkan guna terbentuknya karakter yang mengakar dalam diri siswa sehingga dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan sehari-harinya baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan sekitarnya; dan (3) peran media masa. Tayangan televisi yang kurang mendukung pendidikan anak sehingga dapat menyebabkan pembentukan karakter anak yang tidak sesuai dengan seharusnya.