期刊名称:Karsa: The journal of Social and Islamic Culture
印刷版ISSN:2442-3289
电子版ISSN:2442-4285
出版年度:2014
卷号:22
期号:1
页码:114-136
DOI:10.19105/karsa.v22i1.544
语种:Indonesian
出版社:State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan)
摘要:Tulisan ini bertujuan mengungkap makna di balik fenomena pendidikan Islam di tengah-tengah budaya carok di desa Bujur. Desa ini rawan terjadi carok, meskipun lembaga pendidikan berbasiskan Islam menyebar di desa ini. Sayangnya, tradisi carok ternyata tidak bernading lurus dengan julah pendidikan Islam yang ada. Indikasi ini bisa dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan bahwa kekerasan yang berwujud carok masih menjadi cara dalam menyelesaikan persoalan. Tulisan ini menunjukkan bahwa: pertama, ternyata pola pendidikan yang diterapkan dalam keluarga dan pola pendidikan madrasah sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang keras, sehingga kekerasan terinstitusionalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, rekulturasi pendidikan Islam yang mengarah pada pola internalisasi nilai-nilai yang demokratis mutlak dilakukan. Kedua, materi pendidikan Islam, baik di lembaga pendidikan formal maupun yang non normal harus mempertimbangkan kearifan lokal, di samping kurikulum nasional. Dalam kurikulum lokal, pembahasan tentang tradisi carok secara khusus, dan persoalan kekerasan seara umum, dalam pandangan Islam harus mendapat perhatian serius. Ketiga, pentingnya pembekalan pada guru agar menggunakan strategi dalam proses belajar mengajar sangat jarang sekali dilakukan, karena terkait dengan komposisi guru yang rata-rata bukan lulusan bidang kependidikan, dan otomatis kurang memahami strategi dalam kegiatan belajar mengajar.
其他摘要:It has function to inform the aim of Islamic Education within carok culture in Bujur Village. Carok often happens in this village, although there are many educational institution-based-Islamic. Unfortunately, the frequency of carok is not equal to the quantity of Islamic Education. This indication can be seen from the reality that carok has been a solving problem. This writing shows that: The first, the model of education in family and Islam school is affected by the crude culture in society, with the result that violence is formed in society. Therefore, it needs Islamic Education which concerns the internalization of democratic value. The second, the Islamic Education material, either in formal or non formal education must take into consideration culture, besides national curriculum. In local curriculum, the discussion of carok specifically, and the violence generally, are the serious problem in Islamic point of view. The third, it is important to train the teachers in using teaching learning strategy since the capacity of teachers are not in education and educational, which makes them lack of using strategy in teaching learning.