首页    期刊浏览 2024年12月04日 星期三
登录注册

文章基本信息

  • 标题:BAHASA BALI USIA ANAK-ANAK : KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI
  • 本地全文:下载
  • 作者:Nengah Arnawa
  • 期刊名称:Linguistika
  • 印刷版ISSN:0854-9613
  • 出版年度:2009
  • 卷号:16
  • 页码:1-19
  • 语种:Indonesian
  • 出版社:Universitas Udayana
  • 摘要:Penelitian ini berpijak pada teori metabahasa semantik alami (MSA). Pengacuan kepada teori ini didasarkan adanya indikasi bahwa anakanak lebih awal menguasai fitur-fitur semantik universal. Indikasi ini melahirkan hipotesis primitiva-primitiva universal dalam pemerolehan semantik oleh anak-anak. Penguasaan kosa kata bahasa Bali anak-anak usia 4 – 6 tahun didominasi oleh verba (42,07 %) yang diikuti nomina (36,54%). Akan tetapi,nomina memiliki frekuensi penggunaan yang lebih tinggi yakni 34,95 %,sedangkan verba 30,98 %. Dari seluruh kosa kata yang dikuasai dan digunakan anak-anak,88,80 % merupakan kosa kata fisik dan 11,20 % kosa kata mental. Idiosinkrasi yang banyak terjadi pada bahasa Bali anak-anak adalah overgeneralisasi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa primitiva makna dalam bahasa Bali direpresentasikan dengan kosakata ragam kapara karena kosakata ragam ini tidak bermarkah (unmarked) dan generik. Ada 60 primitiva makna yang diusulkan Wierzbicka (1999). Dari 60 primitiva makna tersebut,anak-anak usia 4 – 6 tahun telah mampu memproduksi 58 primitiva makna dalam tuturnya. Primitiva makna yang tidak diproduksi dalam tutur anak-anak usia 4 – 6 tahun adalah AKLINYENGAN ‘SESAAT’ dan MIRIB ‘MUNGKIN’. Ketidakmunculan primitiva makna AKLINYENGAN karena kekaburan referensi leksikon ini. Ketidakmunculan primitiva makna MIRIB ‘MUNGKIN’ karena keterbatasan kognitif sehingga anak-anak belum mampu memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menduga sesuatu yang akan terjadi. Kalimat kanonik merupakan pola distribusi primitiva makna dalam realitas ekspresi bahasa. Primitiva makna bahasa Bali yang memiliki distribusi paling luas adalah ICANG ‘SAYA’ dan BENA ‘KAMU’. Anak-anak usia 4 – 6 tahun belum mampu membuat kalimat dengan ICANG ‘SAYA’ dan BENA ‘KAMU’ sebagai objek psikologis.
  • 其他摘要:This study is based on the Natural Semantic Metalanguage (NSM) theory as proposed by Wierzbicka (1996a) considering the indication that children can master universal semantic features earlier. It results in the universal primitive hypothesis in semantic acquisition by children The mastery of words of Balinese language of 4-6 year old children are predominated by verb (42.07%),followed by noun then (36.55%). However,noun is in higher frequency of use (34.95%) than the verb (30.98%). Among all the words by the children,physical words used are 88.80% and mental words used are 11.20%. The most predominant linguistic idiosyncrasy in the Balinese language of children is overgeneralization. Based on the analysis,it is known that the semantic primes in Balinese is represented by the neutral style or kepara for such vocabulary style is unmarked and generic. There are sixty semantic primes found in Balinese. Out of which the 4-6 year old children are able to produce 58 semantic primes in their utterances. The semantic primes which are not produced by the Balinese children in such a case are AKLINYENGAN ‘A MOMENT’ and MIRIB ‘MAYBE’. The disappearance of semantic primes AKLINYENGAN is due to the uncertainty of the lexical reference and similarly MIRIB ‘MAYBE’ disappears because of the cognitive limitedness of the children so that they are not able to use the knowledge they have in order to predict what is going to happen. The canonic sentence is a distributional pattern of the semantic primes in the linguistic expression of reality. The semantic primes of Balinese having the widest distribution are ICANG ‘I’ and BENA ‘YOU’. The 4- 6 year old children are not able to build up a sentence using ICANG ‘I’ and BENA ‘YOU’ as psychological objects.
  • 其他关键词:NSM;semantic primes;canonic sentence
国家哲学社会科学文献中心版权所有