期刊名称:Solidarity: Journal of Education, Society and Culture
印刷版ISSN:2252-7133
出版年度:2015
卷号:4
期号:1
页码:1-14
语种:Indonesian
出版社:Universitas Negeri Semarang
摘要:Artikel ini menganalisis mitos Dayeuh Lemah Kaputihan.Mitos ini merupakan mitos yang berkembang pada masyarakat Dusun Jalawastu Kabupaten Brebes yang berarti tanah suci tempat tinggal para dewa dan wali,sehingga tidak boleh berkata dan berperilaku kotor.Tujuan artikel ini adalah untuk mengungkap struktur mitos Dayeuh Lemah Kaputihan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,dengan menggunakan teknik wawancara,observasi dan dokumentasi,serta teori strukturalisme Levi-Strauss sebagai landasan analisisnya.Hasil penelitian menunjukan,bahwa: (1) mitos Dayeuh Lemah Kaputihan lahir saat zaman Hindu saat Ragawijaya bertapa di Gunung Sagara.Mitos ini berisi sejumlah pantangan,yaitu: pantangan menggunakan genteng,batu-bata dan semen ketika membuat sebuah bangunan,pantangan memelihara angsa,kerbau dan kambing gimbas,pantangan menanam bawang dan kacang tanah.(2) Mitos Dayeuh Lemah Kaputihan berusaha mengungkap identitas budaya masyarakat Dusun Jalawastu,yaitu sinkretisasi etnis dan religi,(3) masyarakat masih mempercayai dan melaksanakan pantangan yang ada dalam mitos,sebagai bentuk penguatan identitas budaya.
其他摘要:This articel analizing of Deyeuh Lemah Kaputihan myth.This myth is growth in Jalawastu Village Society,Brebes Regional,namely Jalawastu Village is holy ground abode of the gods and guardians,so that should not be said and behave dirty.This study used a qualitative method,using interview techniques,observation,documentation,and used a theory of Levi-Strauss's structuralism for analizing.The results of this study are: (1) Dayeuh Lemah Kaputihan myth was born when the Hindu time,when Ragawijaya be imprisoned in Mount Sagara.This myth contains some restrictions/abstinence,namely: prohibition to use proof tile,bricks and cement when making a building,abstinence maintaining goose,buffalo and goat gimbas,abstinence planting onions and peanuts.(2) Myth Dayeuh Lemah Kaputihan trying to uncover cultural identity of Jalawastu Village,namely;ethnic and religious syncretizing,(3) people still trust and implement abstinence that exist in myth,as a form of strengthening cultural identity.