摘要:Gagasan kesetaraan gender bukanlah gagasan baru dan tidak seluruhnya gagasan dari luar. Jika kesetaraan gender ditandai oleh peran politik perempuan Indonesia, maka peran seperti ini sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Ada sejumlah pahlawan perempuan yang memberontak kepada Belanda seperti Cut Nya Dien dan Cut Meutia dari Aceh, Martha Chrishna Tiahahu dari Maluku, dan Nyai Ageng Serang dari Jawa Tengah. Mungkin tidak seluruhnya kelini jika ada orang yang berpendapat bahwa konsep kesetaraan gender yang disuarakan kaum feminis Barat lebih merupakan nespon dari masalah perempuan di masyarakat mereka, karena ketimpangan gender yang dialami perempuan Barat tidak sepenuhnya sama dengan pengalaman perempuan Indonesia. Di banyak daerah di Indonesia perempuanmempunyai kesempatan yang luas untuk mengaktualisasikan potensinya di ranah publik. Perempuan Jawa sejak dulu bebas bekerja di sawah, bakulan di pasar, atau sekolah. Segregasi laki-laki perempuan seperti yang dialami Kartini adalah fenomena bangsawan Jawa, bukan perempuan wong cilik Jawa.
其他摘要:Examination to Indonesia's current history shows that woman-movement is always exist from time to time. Gender equality, indeed has not been openly declared as mission of the movements. The author argues, however, that gender equality has been manifest in