摘要:This study aims to determine batik craftsmen‘s innovation needs and learning process in relation to
ownership of social capital. This study is stimulated by an assumption explaining that batik
craftsmen’s are able to fulfill their innovation needs through learning process by utilizing established
social capital in the batik production context. This qualitative research was conducted on three batik
craft SMEs in two sub-districts in Bantul Regency, the center of Yogyakarta's batik production. The
research subjects were craftsmen, workers, batik organizers, and community leaders. Data
collection is conducted through observation and in-depth interviews. Meanwhile the data were
analyzed by using qualitative analysis techniques. The research result reveals that the SMEs of batik
craftsmen have diverse innovation needs in expanding their business. Moreover, to fulfill their
innovation needs, they also conducted both independent and cooperative learning by utilizing the
existing social capital. Yet, the learning process has not been optimally conducted. Thus,
empowerment efforts are necessary to develop learning skills by utilizing social capital to meet
craftsmen’s innovation needs.
其他摘要:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan inovasi dan proses belajar para perajin batik
dalam konteks kepemilikan modal sosial. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa kebutuhan
inovasi dapat dipenuhi apabila para perajin dapat memanfaatkan modal sosial yang terbangun
dalam konteks usaha produksi batik melalui proses belajar yang mungkin terjadi di dalamnya.
Penelitian kualitatif ini dilakukan terhadap tiga UKM perajin batik di dua kecamatan di Kabupaten
Bantul sebagai sentra produksi batik Yogyakarta. Subjek penelitian adalah para perajin, pekerja,
pengurus paguyuban batik, dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data dengan observasi dan
wawancara mendalam dan data dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perajin batik memiliki kebutuhan inovasi yang beragam dalam mengembangkan
usahanya dan melakukan proses belajar baik secara mandiri maupun kooperatif dengan memanfaatkan
modal sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan inovasinya
walaupun belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan tindakan-tindakan pemberdayaan untuk
meningkatkan kemampuan belajar dengan memanfaatkan modal sosial guna memenuhi kebutuhan
inovasi perajin.