摘要:Artikel ini memaparkan pandangan masyarakat petani di Pamekasan
Madura tentang pendidikan Islam sebagai realitas sosial yang terkonstruksi.
Para petani menganggap bahwa pendidikan Islam wajib dipelajari oleh
anak-anak mereka sebagai bekal penanaman akhlak bagi kehidupan di masa
depan. Mereka lebih mementingkan ketercapaian kualitas akhlak anak-anak
mereka daripada memikirkan profesi yang akan mereka pilih. Hal ini
menandakan bahwa konstruksi sosial suatu masyarakat memiliki ciri khas
tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan anak pada
setiap fasenya. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pola asuh
berbasis nilai-nilai spiritual, sikap positif lingkungan, dan penerimaan
masyarakat terhadap keberadaan anak akan menumbuhkan konsep diri
yang berimplikasi pada pembentukan akhlak positif pada diri anak.
其他摘要:This article explores perspectives of peasant community in Pamekasan
Regency Madura regarding Islamic education as constructed reality. The
peasants consider the obligatory of pursuing such education for their
children’s Islamic morality in their future. They put first priority in the
Islamic education rather than hustling about what profession their children
are going to have. This indicates that social construction in a community has
uniqueness for the development of child education in every phase. Findings
show that spiritual-based parenting, environment positive attitude, and
community acceptance to the children develop concept of self, which has
implication to the development of children Islamic morality.