摘要:. Lansia ditandai dengan kemunduran fisik dan psikologis. Lansia diharapkan mampu memiliki sikap menerima dengan penuh kesadaran bahwa usia telah bertambah tua dan hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup. Nilai-nilai kebudayaan juga mempengaruhi sedikit banyaknya kebermaknaan hidup dan subjective well-being pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang kebermaknaan hidup dan subjective well-being pada lansia bersuku jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan indigenous psychology . Responden penelitian berjumlah 500 orang, yaitu lansia bersuku Jawa berusia di atas 60 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan teknik purposive sampling . Alat pengumpul data yang digunakan adalah open-ended questionaire . Hasil penelitian ini diketahui bahwa kebermaknaan hidup menurut lansia bersuku Jawa adalah ketika hidupnya berguna (67,60%). Tujuan untuk memperoleh hidup yang bermakna adalah adanya keinginan untuk hidup bahagia dan sejahtera (44,23%). Sumber kebermaknaan hidup yaitu interaksi dengan lingkungan sosial (33,61%). Pengaruh yang dirasakan ketika hidup bermakna adalah suasana hati yang positif (47,49%) dan ketika hidupnya tidak bermakna, pengaruh yang dirasakan adalah memiliki perasaan negatif (47,16%). Sementara itu, subjective well-being menurut lansia bersuku Jawa adalah memiliki perasaan yang menyenangkan (55,20%), faktor yang mempengaruhi subjective well-being adalah relasi sosial yang baik (27,96%) dan efek yang dirasakan setelah mencapai subjective well-being adalah muncul perasaan yang menyenangkan (59,97%). 91% lansia bersuku Jawa juga menyebutkan ada keterkaitan antara kebermaknaan hidup dan subjective well-being .
关键词:kebermaknaan hidup; subjective well-being ; lanjut usia bersuku jawa