摘要:Terorisme di Indonesia dianggap sebagai kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) dan
juga sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity). Oleh sebab itu,
masyarakat di Indonesia sangat antipati dengan terorisme dan tidak akan memberikan
ruang gerak sedikitpun terhadap kegiatan terorisme di Indonesia. Stigma negatif yang
diberikan oleh masyarakat Indonesia terhadap terorisme ini, secara langsung ataupun tidak
akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keluarga teroris. Persepsi negatif
masyarakat terhadap teroris dan keluarganya akan membuat teroris dan keluarganya
merasa terkucilkan dari lingkungan sekitarnya. Termasuk juga anak-anak mereka di
lingkungan sekolah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
striving for superiority yang dilakukan oleh keluarga teroris dan bagaimana mereka
berjuang untuk keluar dari stigma negatif tersebut. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Analisis data
yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif yaitu melakukan abstraksi setelah
rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, yaitu
peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada keluarga teroris. Berdasarkan pada
hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku striving for superiority yang dilakukan
oleh keluarga teroris adalah : sabar, berdo‟a, tawakal (pasrah), tidak mempermasalahkan
segala bentuk stigma negatif masyarakat, membuka diri, menjaga interaksi sosial dengan
tetangga, dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Selain itu, kuat dan lemahnya kondisi
psikis (mental) keluarga almarhum dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya dukungan
sosial (social support) yang mereka dapatkan baik dari keluarga, tetangga dekat maupun
masyarakat pada umumnya.
关键词:Berjuang untuk superioritas; keluarga; teroris