摘要:Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak (paternal involvement) merupakan salah satu faktor penting
dalam proses tumbuh kembang anak. Hasil penelitian oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa
anak-anak yang ayahnya terlibat secara positif dalam pengasuhan, akan terlihat lebih cerdas secara
moral dan emosi pada saat mereka tumbuh dewasa. Dikatakan oleh Sundari (2013) dalam sebuah
prosiding seminar National Parenting di Indonesia, bahwa banyak anak-anak di Indonesia yang
mengalami fatherlessatau tumbuh tanpa pendampingan seorang ayah. Lebih lanjut peneliti melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan
anak di Jabodetabek. Selain itu untuk mengetahui perbedaan keterlibatan ayah dalam pengasuhan
dilihat dari latar belakang pendidikan ayah dan usia anak (2-4 tahun dan 5-12 tahun). Metode
penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden penelitian sebanyak 229. Kriteria
responden adalah ayah yang memiliki anak usia 2-12 tahun, tinggal dan menetap di Jabodetabek.
Variabel pengukuran paternal involvement terdiri dari 6 dimensi hasil rekategorisasi peneliti terhadap
beberapa dimensi teori paternal involvement. Ke 6 dimensi ini disebut dengan istilah dimensi Paternal
CRITSM (communication, responsibility, interaction, teaching, social competence dan monitoring).
Hasil penelitian dengan menggunakan uji statsitik ANOVA menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan
ayah dalam 6 dimensi pengasuhan anak diatas cenderung rendah, yaitu dari skala 1-5 diperoleh ratarata
3,4. Sementara tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan berdasarkan latar belakang
pendidikan menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan. Hasil
analisis tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak pada ayah yang memiliki anak usia 2-4
tahun signifikan lebih tinggi yaitu (M=3.4, SD=0,350) dibandingkan dengan ayah yang memiliki anak
usia 5-12 tahun yaitu (M=3.3, SD=0,206).