出版社:State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan)
摘要:Tarekat Kadiran adalah sebuah ritual keagamaan yang sudah mentradisi pada masyarakat Kaduara Timur Paragaan Sumenep. Walaupun masyarakat Kaduara tidak memiliki catatan secara pasti tentang sejarah Kadiran, tetapi mereka sudah menjadikannya sebagai suatu tradisi yang terus dipertahankan secara turun-temurun, berlangsung sekian lama dan eksis sampai saat ini. Penelitian ini didekati secara kualitatif fenomenologis untuk mengungkap masyarakat Kaduara Timur setia menjalankan tradisi Kadiran. Kedua, bentuk kesetiaan masyarakat terhadap tradisi Kadiran, sampai saat ini tetap eksis secara turun temurun dan mereka berupaya mewariskannya kepada anak cucunya. Keempat, tradisi Kadiran ini sampai sekarang tidak ada perubahan secara signifikan, masyarakat Kaduara Timur berupaya menjaga keaslian tradisi ini. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Tradisi Kadiran ini memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas serta memiliki makna simbolik mendalam bagi masyarakat sebagai sebuah internalisasi keber-Islam-an mereka yang termanifestasikan dalam pola hidupnya. Aktualisasi ritual keagamaan dalam bentuk selamatan atau rokatan, berdzikir dengan amalan Syekh Abdul Qodir al Jailani yang diawali dengan prosesi memasak makanan atau hidangan yang dilakukan orang laki-laki tanpa batal wudlu dan tidak boleh bercakap-cakap. Secara simbolik memasak tanpa batal dari hadast adalah manifestasi keberislaman yang bertujuan menghidangkan makanan kepada orang yang ikut berdzikir agar do’a-do’a yang disampaikan diterima oleh Allah Swt.
其他摘要:Tarekat Kadiran adalah sebuah ritual keagamaan yang sudah mentradisi pada masyarakat Kaduara Timur Paragaan Sumenep. Walaupun masyarakat Kaduara tidak memiliki catatan secara pasti tentang sejarah Kadiran, tetapi mereka sudah menjadikannya sebagai suatu tradisi yang terus dipertahankan secara turun-temurun, berlangsung sekian lama dan eksis sampai saat ini. Penelitian ini didekati secara kualitatif fenomenologis untuk mengungkap masyarakat Kaduara Timur setia menjalankan tradisi Kadiran. Kedua, bentuk kesetiaan masyarakat terhadap tradisi Kadiran, sampai saat ini tetap eksis secara turun temurun dan mereka berupaya mewariskannya kepada anak cucunya. Keempat, tradisi Kadiran ini sampai sekarang tidak ada perubahan secara signifikan, masyarakat Kaduara Timur berupaya menjaga keaslian tradisi ini. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Tradisi Kadiran ini memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas serta memiliki makna simbolik mendalam bagi masyarakat sebagai sebuah internalisasi keber-Islam-an mereka yang termanifestasikan dalam pola hidupnya. Aktualisasi ritual keagamaan dalam bentuk selamatan atau rokatan, berdzikir dengan amalan Syekh Abdul Qodir al Jailani yang diawali dengan prosesi memasak makanan atau hidangan yang dilakukan orang laki-laki tanpa batal wudlu dan tidak boleh bercakap-cakap. Secara simbolik memasak tanpa batal dari hadast adalah manifestasi keberislaman yang bertujuan menghidangkan makanan kepada orang yang ikut berdzikir agar do’a-do’a yang disampaikan diterima oleh Allah Swt.