摘要:Prevalensi terjadinya perundungan di Indonesia pada tingkat sekolah dasar semakin tinggi. Salah satu penyebabnya adalah individu mulai berusaha mencari status dalam lingkungan sosial. Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi sekolah dasar X dan Y di Jakarta. Adanya penguatan dari saksi terhadap aktivitas perundungan atau sikap keengganan melindungi korban menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar pada terjadinya perundungan. Oleh karena itu, program pelatihan bagi siswa sekolah dasar diberikan untuk meningkatkan perilaku asertif dan pembela saat menghadapi situasi perundungan. Program ini dapat membantu pihak sekolah mengurangi perundungan yang terjadi di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test between subjects. Jumlah partisipan penelitian adalah 46 siswa kelas V, dengan diantaranya 23 siswa pada kelompok yang diberikan pelatihan dan 23 siswa pada kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Teknik analisis data Independent Sample T-test digunakan untuk melihat perbandingan skor rata-rata antara dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan perilaku asertif dan perilaku pembela yang signifikan antara kelompok yang diberikan pelatihan dan kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Meski demikian, berdasarkan hasil analisis kualitatif terdapat peningkatan penggunaan strategi membela korban pada kelompok yang diberikan pelatihan. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan durasi program pelatihan yang lebih panjang dan jenis kegiatan bermain peran untuk mendapatkan perubahan perilaku yang signifikan. Selain itu, penggunaan metode self-report perlu untuk dipertimbangkan kembali pada siswa sekolah dasar mengingat hal ini dapat menyebabkan bias .
其他摘要:Prevalensi terjadinya perundungan di Indonesia pada tingkat sekolah dasar semakin tinggi. Salah satu penyebabnya adalah individu mulai berusaha mencari status dalam lingkungan sosial. Kasus perundungan juga menjadi perhatian bagi sekolah dasar X dan Y di Jakarta. Adanya penguatan dari saksi terhadap aktivitas perundungan atau sikap keengganan melindungi korban menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar pada terjadinya perundungan. Oleh karena itu, program pelatihan bagi siswa sekolah dasar diberikan untuk meningkatkan perilaku asertif dan pembela saat menghadapi situasi perundungan. Program ini dapat membantu pihak sekolah mengurangi perundungan yang terjadi di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan desain penelitian pre-test/post-test between subjects. Jumlah partisipan penelitian adalah 46 siswa kelas V, dengan diantaranya 23 siswa pada kelompok yang diberikan pelatihan dan 23 siswa pada kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Teknik analisis data Independent Sample T-test digunakan untuk melihat perbandingan skor rata-rata antara dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan perilaku asertif dan perilaku pembela yang signifikan antara kelompok yang diberikan pelatihan dan kelompok yang tidak diberikan pelatihan. Meski demikian, berdasarkan hasil analisis kualitatif terdapat peningkatan penggunaan strategi membela korban pada kelompok yang diberikan pelatihan. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan durasi program pelatihan yang lebih panjang dan jenis kegiatan bermain peran untuk mendapatkan perubahan perilaku yang signifikan. Selain itu, penggunaan metode self-report perlu untuk dipertimbangkan kembali pada siswa sekolah dasar mengingat hal ini dapat menyebabkan bias .
关键词:Perundungan; program pelatihan; asertif; pembela; sekolah
dasar
其他关键词:Bullying; training program; assertive; defender; elementary school