摘要:Paper ini mendiskusikan sekaligus memetakan konsep solidaritas social dalam konteks bencana. Umumnya, masyarakat percaya bahwa solidaritas social dalam bencana identik dengan berbagi, toleransi, dan saling meringankan beban paska bencana. Namun, ternyata, solidaritas social mesti dipahami lebih dari sekedar berbagi. Solidaritas sosial adalah juga bentuk pertukaran (exchange), yang didalamnya mau tidak mau terkandung diskusi tentang relasi kekuasaan. Berangkat dari pemahaman ini, paper ini menemukan bahwa diskursus kekuasaan dari pendekatan kiri, yang diinspirasi oleh Karl Marx, sangat membantu memahami relasi kuasa tersebut. Pendekatan kiri memperjelas asumsi bahwa solidaritas sosial bukan sesuatu yang netral. Ia juga rentan dibajak oleh elit. Namun demikan, paper ini menyadari bahwa diskursus kekuasaan dalam solidaritas sosial yang diteropong melalui pendekatan kiri ini juga mengandung kelemahan. Pendekatan kiri terkesan terlalu anti-elit dan menafikan otonomi individu. Tidak mengherankan, jika kritik terkuat pun hadir dari pendukung diskursus kanan yang liberal, termasuk dalam memahami solidaritas sosial dalam konteks bencana. Di luar dari pembagian pendekatan kiri dan kanan dalam memahami konsep solidaritas sosial paska bencana, terdapat pemahaman lain yang tidak kalah menarik. Konsep ini berusaha memahami solidaritas sosial dalam konteks bencana, bukan sekedar sebagai ekspresi relasi sosial yang kohesif, maupun ekspresi dari relasi kekuasaan dan otonomi individu, tetapi sebagai ekspresi spiritualitas. Tentu saja, solidaritas sosial sebagai ekspresi spiritual bukan merupakan sesuatu yang terlepas dari pendekatan kiri dan kanan dalam diskusi solidaritas sosial. Ia terkait erat dengan keduanya. Ketiga peta teoritik ini tidak hanya membantu memahami konsep solidaritas sosial dalam konteks bencana secara lebih mendalam, tetapi juga menjadikan kajian solidaritas sosial dalam konteks bencana menjadi sangat menarik dan hidup. Kata kunci: solidaritas sosial, bencana, pendekatan kiri, pendekatan kanan, dan pendekatan spiritualitas dalam konsep solidaritas sosial paska bencana.
其他摘要:Paper ini mendiskusikan sekaligus memetakan konsep solidaritas social dalam konteks bencana. Umumnya, masyarakat percaya bahwa solidaritas social dalam bencana identik dengan berbagi, toleransi, dan saling meringankan beban paska bencana. Namun, ternyata, solidaritas social mesti dipahami lebih dari sekedar berbagi. Solidaritas sosial adalah juga bentuk pertukaran (exchange), yang didalamnya mau tidak mau terkandung diskusi tentang relasi kekuasaan. Berangkat dari pemahaman ini, paper ini menemukan bahwa diskursus kekuasaan dari pendekatan kiri, yang diinspirasi oleh Karl Marx, sangat membantu memahami relasi kuasa tersebut. Pendekatan kiri memperjelas asumsi bahwa solidaritas sosial bukan sesuatu yang netral. Ia juga rentan dibajak oleh elit. Namun demikan, paper ini menyadari bahwa diskursus kekuasaan dalam solidaritas sosial yang diteropong melalui pendekatan kiri ini juga mengandung kelemahan. Pendekatan kiri terkesan terlalu anti-elit dan menafikan otonomi individu. Tidak mengherankan, jika kritik terkuat pun hadir dari pendukung diskursus kanan yang liberal, termasuk dalam memahami solidaritas sosial dalam konteks bencana. Di luar dari pembagian pendekatan kiri dan kanan dalam memahami konsep solidaritas sosial paska bencana, terdapat pemahaman lain yang tidak kalah menarik. Konsep ini berusaha memahami solidaritas sosial dalam konteks bencana, bukan sekedar sebagai ekspresi relasi sosial yang kohesif, maupun ekspresi dari relasi kekuasaan dan otonomi individu, tetapi sebagai ekspresi spiritualitas. Tentu saja, solidaritas sosial sebagai ekspresi spiritual bukan merupakan sesuatu yang terlepas dari pendekatan kiri dan kanan dalam diskusi solidaritas sosial. Ia terkait erat dengan keduanya. Ketiga peta teoritik ini tidak hanya membantu memahami konsep solidaritas sosial dalam konteks bencana secara lebih mendalam, tetapi juga menjadikan kajian solidaritas sosial dalam konteks bencana menjadi sangat menarik dan hidup. Kata kunci: solidaritas sosial, bencana, pendekatan kiri, pendekatan kanan, dan pendekatan spiritualitas dalam konsep solidaritas sosial paska bencana.