摘要:Jaringan jalan merupakan salah satu penunjang kegiatan perekonomian yang bermuara pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Kabupaten Tana Toraja memiliki 166 ruas jalan kabupaten dengan total panjang 1,252 km yang sebagian besar (74.24%) berada dalam kondisi rusak. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan pendanaan karena keterbatasan anggaran, akibatnya semua ruas jalan tidak dapat tertangani seluruhnya, sehingga membutuhkan prioritas jaringan jalan yang perlu ditangani untuk pengembangan wilayahnya ke depan. Penelitian ini menggunakan metode analisis skalogram untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang menjadi pusat pelayanan dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan persepsi stakeholder terhadap faktor yang menjadi prioritas dalam memilih jaringan jalan yang akan ditangani. Hasil penelitian menunjukkan 2 kecamatan merupakan pusat pelayanan (Hirarki I), 5 kecamatan merupakan subpusat pelayanan (Hirarki II), dan 12 kecamatan merupakan wilayah hinterland (Hirarki III). Dari analisis AHP diperoleh pilihan prioritas jaringan jalan berdasarkan potensi obyek wisata. Sehingga jaringan jalan yang dapat diprioritaskan adalah: 1). Alternatif I, terdiri atas: (i) Jalan lingkar wisata, (ii) Kokkang – Buakayu, (iii) Pasobo – Kondodewata, (iv) Tetebassi – Kondoran, (v) Batupapan – Rantekurra; 2). Alternatif II, terdiri atas: (i) Jalan lingkar wisata, (ii) Kokkang – Buakayu, (iii) Pasobo – Kondodewata, (iv) Tetebassi – Kondoran, (v) Batupapan – Rantekurra, (vi) Makale – Kaduaja.