出版社:State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan)
摘要:Kekuatan pondok pesantren yang tersebar di Nusantara adalah potensi yang sangat besar sebagai instrumen anti radikalisme, yang pada umumnya membina dan mengajarkan budaya damai serta lebih banyak menampakan toleransi. Maka artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi dalam penanaman nilai toleransi guna menangkal faham radikal di pondok pesantren. Adapun metode yang diguanakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sosiokultural, fenomenologi dan edukatif. Dalam artikel ini, dapat diungkapkan bahwa nilai toleransi yang dapat ditananamkan kepada santri di pondok pesantren guna menangkal munculnya faham radikal adalah pertama, berlaku toleransi dalam hal aqidah atau keyakinan, yakni mengakui esksistensi agama lain dan memberi kebebasan kepada setiap individu untuk memeluknya. Kedua, toleransi dalam ritual keagamaan, yakni memahami bahwa masing-masing agama mempunyai ajaran berbeda-beda dalam tata cara peribadatan. Ketiga, toleransi dalam hubungan social, yakni pergaulan dan interaksinya dalam sosial umat agama lain tidak dilarang sepanjang tidak bertentangan dengan control tersebut. Karena toleransi antar umat beragama dalam mualamah duniawi memang dianjurkan supaya tolong menolong, hidup dalam kerukunan tanpa memandang perbedaan agama, suku, bahasa dan ras. Hal ini merupakan mainstream pesantren sesungguhnya menampilkan wajahnya yang toleran, melakukan sikap akomodatif atas kebudayaan-kebudayaan tanpa kehilangan keyakinan tauhidnya.
其他摘要:The strength of Islamic boarding schools spread across the archipelago is their enormous potential as an instrument of anti-radicalism, which generally fosters and teaches a culture of peace and shows more tolerance. So this article aims to describe the construction of the value of tolerance in order to counteract radicalism in Islamic boarding schools. The method used in this paper is a qualitative method, using a sociocultural, phenomenological and educational approach. In this article, it can be revealed that the value of tolerance that can be instilled in students in Islamic boarding schools to prevent the emergence of radical ideologies is first, to apply tolerance in terms of aqidah or belief, namely acknowledging the existence of other religions and giving freedom to each individual to embrace it. Second, tolerance in religious rituals, namely understanding that each religion has different teachings in worship procedures. Third, tolerance in social relations, namely the association and social interaction of people of other religions is not prohibited as long as it does not conflict with the control. Because tolerance between religious communities in worldly converts is indeed recommended to help each other, live in harmony regardless of differences in religion, ethnicity, language and race. This is a mainstream pesantren which actually displays a tolerant face, takes an accommodative attitude towards cultures without losing its monotheistic belief.