摘要:Sistem pengelolaan lahan tradisional untuk kegiatan pertanian dilakukan sepanjang tahun. Hal tersebut akan memicu terjadinya degradasi tanah, jika tidak dibarengi dengan praktik konservasi tanah yang memadai, akibat erosi yang mengakibatkan lahan menjadi kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keramahan lingkungan dari sistem pengelolaan lahan tradisional berdasarkan analisis prediksi erosi dan menganalisis, merencanakan, dan menentukan perencanaan penggunaan lahan yang tepat atau tindakan konservasi untuk meningkatkan keramahan lingkungannya. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yang mewakili tiga sistem pengelolaan lahan tradisional yaitu sistem mamar di Teunbaun, sistem tebang dan bakar di Niukbaun dan wanaternak di Merbaun, Amarasi Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Analisis yang dilakukan adalah prediksi erosi tanah menggunakan model Universal soil Loss Equation (USLE) dan Tolerable Soil Loss (TSL), kemudian perbandingan nilai erosi (A) dan nilai TSL dipertimbangkan untuk menentukan alternatif tindakan konservasi air dan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tebang dan bakar memiliki prediksi erosi tertinggi (A), diikuti oleh sistem wanaternak dan mamar. Nilai erosi (A) dapat diminimalkan dengan tindakan konservasi. Skenario pola penggunaan lahan yang ideal merekomendasikan nilai C dan P untuk menurunkan nilai A sehingga lebih kecil dari nilai TSL. Tindakan konservasi yang direkomendasikan adalah teras gulud. Pengelolaan tanaman yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kerapatan tajuk tanaman pada beberapa lahan dengan penggunaan lahan agroforestri, hingga merotasi tanaman disertai mulsa.
其他摘要:Traditional land management system for agricultural activities is carried out throughout the year. It will trigger soil degradation, if it is not accompanied by adequate soil conservation practices. This research aimed to analyze the environmental friendliness of traditional land management systems based on erosion predictions and analyze, plan, and determine appropriate land use planning or conservation measures to increase their environmental friendliness.This research was conducted at three locations representing three traditional land management systems i.emamar system at Teunbaun, slash and burn system at Niukbaun and silvopasture at Merbaun, Amarasi Barat, Kupang, East Nusa Tenggara. This research was conducted in several stages, such as: secondary data collection, observation or primary data collection in the field, laboratory analysis, calculation of erosion factors, prediction of erosion according to the USLE method and recommendations for soil and water conservation measures. The results showed that the slash and burn system had the highest predictive value of erosion (A), namely 2,368.7 ton ha-1 year-1, followed by thewanaternak and mamar system 599.9 to 1,534.5 ton ha-1 year-1. The erosion value (A) can be minimized with conservation measures. Hence the erosion is less than tolerable soil loss (TSL). The recommended conservation action is construction gulud terraces. Crop management that can be done is to increase the density of plant canopy through high agroforesty, crop rotation, and mulching.
关键词:Erosi Tanah;Pertanian Konservasi;Sistem Pengelolaan Lahan Tradisional;Tolerable Soil Loss (TSL)
其他关键词:Conservation Agriculture;Soil Erosion;Traditional Land Management System;Tolerable Soil Loss (TSL)