摘要:This research was conducted in Pasir Putih, Situbondo district, East Java with the aim of mapping coral reef ecosystems and analyzing the condition of coral diversity to support learning Geography in remote sensing courses. Coral reef maps were extracted from Sentinel-2 satellite imagery by applying a water column correction algorithm. Mapping of coral reef areas resulted in 3 categories, namely live coral with an area of 32,860 Ha, dead coral 31,690 Ha, and sand 42,670 Ha with a level of 72.2 percent which is included in the good category. Testing the accuracy of the extracted map using the confusion matrix method based on 90 field survey data. The accuracy of the resulting map met the accuracy standard specified in SNI No. 7716:2011 for Mapping of Habitats in Shallow Sea Waters. Furthermore, coral reefs were observed in 20 locations using the Line Intercept Transect (LIT) method. The results showed that 13 of the 20 transect areas were found to be in poor condition with less than 25 percent live coral cover. The most common types of coral life forms found at the study site were Coral Massive, Acropora Branching, and Acropora Tabulate. Coral life forms that are very rarely encountered are Acropora Submassive and Coral Mushroom. This research is very relevant in remote sensing courses for learning Geography. Penelitian ini dilakukan di Pasir Putih kabupaten Situbondo, Jawa Timur dengan tujuan untuk memetakan ekosistem terumbu karang dan menganalisis kondisi keanekaragaman karang guna mendukung pembelajaran Geografi pada matakuliah penginderaan jauh. Peta terumbu karang di ekstraksi dari Citra satelit Sentinel-2 dengan menerapkan algoritma koreksi kolom air. Pemetaan area terumbu karang menghasilkan 3 kategori yaitu karang hidup dengan luas 32.860 Ha, karang mati 31.690 Ha, dan pasir 42.670 Ha dengan tingkat sebesar 72,2 persen yang termasuk dalam kategori baik. Pengujian akurasi peta hasil ekstraksi ini menggunakan metode confusion matrix berdasarkan 90 data survei lapangan. Akurasi peta yang dihasilkan ini telah memenuhi standar ketelitian seperti yang disyaratkan dalam SNI No. 7716:2011 tentang Pemetaan Habitat Perairan Laut Dangkal. Selain itu, pengamatan juga dilakukan pada terumbu karang di 20 lokasi dengan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 dari 20 area transek ditemukan dalam kondisi rusak buruk dengan tutupan karang hidup kurang dari 25 persen. Bentuk pertumbuhan karang yang ditemukan di lokasi penelitian dari yang terbanyak berturut turut adalah Coral Massive, Acropora Branching dan Acropora Tabulate. Bentuk pertumbuhan karang yang sangat jarang ditemui yaitu jenis Acropora Submassive dan Coral Mushroom. Penelitian ini sangat relevan dalam pembelajaran Geografi pada matakuliah penginderaan jauh.