摘要:Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan program pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 dalam membangun budaya warga sekolah yang literat. Gerakan literasi ini dilaksanakan sebagai respon atas kondisi tingkat literasi di Indonesia yang cukup memperihatinkan menurut berbagai penelitian. Salah satu literasi yang penting untuk diimplementasikan di sekolah adalah literasi budaya. Hal itu didasarkan pada kondisi di masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan penghayatan budaya lokal cenderung menurun. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian literasi budaya di SDN Girimoyo 2 beserta alternatif solusinya. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data penelitian berupa dokumen dan hasil wawancara terhadap kepala sekolah, guru, pustakawan, dan siswa yang dikumpulkan mellaui teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik reduksi data, sajian deskripsi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDN Girimoyo telah melaksanakan gerakan literasi sekolah meskipun belum optimal karena kendala sarana dan prasarana. Adapun literasi budaya belum diterapkan di SD ini. Untuk mengatasi berbagai kendala penerapan literasi budaya, guru hendaknya menjalankan perannya dengan baik. Peran tersebut adalah sebagai (1) motivator, (2) fasilitator, (3) teladan, (4) evaluator, dan (5) kreator bahan bacaan budaya lokal. Dengan menjalankan kelima peran tersebut, literasi budaya dapat diimplementasikan secara optimal di sekolah sehingga sekolah benar-benar menjadi wadah untuk mencetak generasi penerus bangsa yang literat.Kata kunci: peran guru, literasi budaya lokal, gerakan literasi sekolah, sekolah dasar
关键词:peran guru; literasi budaya lokal; gerakan literasi sekolah; sekolah dasar