出版社:Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
摘要:pertumbuhan kota dan meningkatkan konsentrasi penduduk di Kota Surabaya. Hal ini mendorong terjadinya transformasi spasial berupa proses densifikasi perkotaan. Wilayah Surabaya Timur adalah bagian wilayah dari Kota Surabaya dengan jumlah penduduk tertinggi khususnya pada tahun 2015 dan 2016, dibandingkan dengan wilayah lain di Kota Surabaya (BPS, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola spasial wilayah Surabaya Timur terhadap adanya fenomena densifikasi perkotaan berdasarkan pendekatan Point Pattern Analysis. Dalam menganalisis fenomena densifikasi perkotaan, penelitian ini menggunakan metode analisis Average Nearest Neighbor untuk melihat pola densifikasi perkotaan pada wilayah Surabaya Timur dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan jarak antar lokasi kejadian, jumlah titik lokasi kejadian, dan luas wilayah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 31 kelurahan yang teridentifikasi mengalami densifikasi berdasarkan sudut pandang peningkatan kepadatan penduduk dan 21 kelurahan yang mengalami densifikasi berdasarkan peningkatan kepadatan bangunan. Terjadinya densifikasi perkotaan di wilayah Surabaya Timur dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain: daerah rawan bencana genangan air, fasilitas kesehatan, jaringan telekomunikasi, jaringan jalur lingkar luar timur surabaya, jaringan air bersih, jalan lingkungan, penggunaan lahan industri, serta penggunaan lahan perdagangan dan jasa. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Average Nearest Neighbor melalui aplikasi ArcGIS 10.6, lokasi densifikasi permukiman di wilayah Surabaya Timur sepanjang tahun 2001 hingga tahun 2016 menghasilkan ratio Nearest Neighbor sebesar 0,270834 dengan jarak rata-rata (Expected Mean Distance) 240,7652 meter dan z-skor -28,655880. Hal ini menunjukan bahwa lokasi densifikasi permukiman di wilayah Surabaya Timur sepanjang tahun 2001 hingga tahun 2016 membentuk pola mengelompok atau bergerombol (Clustered Pattern).