摘要:Transhumanisme adalah sebuah pergerakan budaya dan filsafat yang melihat manusia memiliki hak dan kebebasan morfologis untuk berevolusi mencapai kondisi pascahuman dengan memodifikasi dan meningkatkan natur serta kapasitas manusia secara radikal menggunakan teknologi terkini seperti rekayasa genetika, robotika, kecerdasan buatan dan nanoteknologi. Pascahuman yang didambakan transhumanisme adalah kondisi manusia yang tidak dapat mengalami kemerosotan, penyakit, dan bahkan kematian. Tujuan akhirnya adalah hidup lebih panjang atau bahkan abadi untuk menikmati kebahagiaan yang tidak terbatas. Dengan mencermati perkembangan agenda transhumanis, muncul keprihatinan dari para sarjana bidang interdisipliner sains, teknologi dan teologi bahwa umat manusia akan diubahkan oleh teknologi atau bahkan malah menjadi tersingkir dan punah. Artikel ini bertujuan mengkaji transhumanisme dari perspektif antropologi Kristen, yang meliputi tiga aspek, yaitu asal-usul dan natur manusia, realitas kehidupan manusia serta solusi bagi masalah manusia. Hasil kajian menunjukkan bahwa janji transhumanisme mengenai evolusi manusia dengan kebebasan morfologis dan determinasi dirinya sendiri dapat mengupayakan perkembangan menuju kondisi pascahuman adalah hal yang tidak menjanjikan untuk tercapai karena natur manusia yang telah jatuh ke dalam dosa cenderung merusak atau menggantikan yang baik menjadi jahat. Agenda dan optimisme transhumanisme untuk menyingkirkan kemerosotan, penyakit dan kematian sepenuhnya dari kehidupan manusia dengan menggunakan teknologi terkini mustahil direalisasikan karena semua realitas tersebut adalah dampak dari kejatuhan manusia ke dalam dosa yang hanya bisa diatasi dengan cara ilahi melalui karya penebusan Kristus yang mengerjakan transformasi jiwa raga secara holistik. Transhumanism is a cultural and philosophical movement that sees humans as having the right and morphological freedom to evolve towards a posthuman state by radically modifying and enhancing human nature and capacity using the latest technologies such as genetic engineering, robotics, artificial intelligence, and nanotechnology. The posthuman that transhumanism craves is the human condition impervious to degeneration, disease, and even death. The end goal is to live longer or even immortal to enjoy unlimited happiness. By observing the development of the transhumanist agenda, there are concerns from scholars in the interdisciplinary fields of science, technology, and theology that humanity will be transformed by technology or even become marginalized and extinct. This article aims to examine transhumanism from Christian anthropology, which includes three aspects: the origin and nature of man, the reality of human life, and solutions to human problems. The results of the study show that the promise of transhumanism regarding human evolution with morphological freedom and self-determination to strive for progress towards a posthuman state is unpromising to achieve because human nature, which has fallen into sin, tends to destroy or exchange good for evil. The agenda and optimism of transhumanism to completely remove degeneration, disease, and death from human life by using the latest technology is impossible to realize because all these realities are the impact of the fall of man into sin, which can only be overcome by divine means through redemptive work of Christ which carries out the transformation of soul and body holistically