摘要:Cukup 57 detik bagi Tuhan untuk bersabda melalui kedahsyatan alam ciptaannya,bahwa kuasa-Nya memang tidak ada yang mungkin mampu menyamai. Gempa bumi tektonikyang ‘hanya’ berkekuatan 5,9 pada Skala Richter telah membuat manusia benar-benar tiadaberdaya, lir kadyo gabah dipun interi (seperti gabah diputar-putar dan dibolak-balik di atastampi). Segala apa yang dibisikbangun dalam jalinan rentang panjang kehidupan umat manusiakini tinggal puing, porak poranda dihantam bencana. Nama Tuhan pun diseru, disenandungkandengan mesra ketika manusia merasa diri lemah, tidak berdaya dirundung ketakutan, ditimpaduka dan dihimpit rasa sakit.Musibah gempa memang tidak sekedar meluluhlantakkan bangunan fisik, tetapi jugamengoyak bangunan psikologis dan sosial masyarakat. Tulisan ini adalah hasil studi lapanganyang didapatkan selama penulis berkesempatan menjadi tim relawan pendampingan korbangempa. Potret psikososial masyarakat korban gempa menarik untuk dikaji lebih mendalamkarena ternyata di dalamnya tidak sekedar ditemukan nilai-nilai yag negatif, tetapi juga nilainilaipositif yang berasal dari kearifan lokal guna menggali makna terdalam menghadapibencana.Kata Kunci : psikososial, gempa bumi, kearifan lokal, Jawa
关键词:: psikososial; gempa bumi; kearifan lokal; Jawa Article Metrics: